A. PENGERTIAN
Bullwhip effect merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam rantai suplai dimana permintaan dari customer terjadinya perubahan (distorsi). Perubahan tersebut dapat mengakibatkan serangkaian efek yang akan mengacaukan rantai suplai.Kelemahan pada aliran informasi dan koordinasi tersebut seringkali menimbulkan distorsi informasi yang salah satunya
berupa ter-amplifikasinya variabilitas permintaan dari downstream channel ke
upstream channel dan ini lah yang dinamakan dengan fenomena bullwhip effect. Keberadaan
bullwhip effect akan menyebabkan inefisiensi pada supply chain, terutama dalam hal
perencanaan produksi dan pengiriman produk.
Dalam hal ini suplai dari produsen ke konsumen akan berjalan dengan lancar meskipun melalui berapa tahapan.
B. CONTOH:
Misalkan dari produsen sesudah barang jadi diproduksi dikirim ke gudang, kemudian dari gudang dilanjutkan disebar ke distributor, setelah dari distributor barulah akan disebarkan ke penjual eceran (retail), dan terakhir akan diterima ketangan customer (pembeli). Permasalahan baru akan terjadi ketika, hasil penjualan suatu periode dijadikan referensi untuk rencana produksi diwaktu yang akan datang. Padahal pada kenyataannya, permintaan dari customer terus berubah-ubah. Ketidakpastian permintaan customer inilah yang menjadi penyebab utama bullwhip effect. dan ini akan meninbulkkan masalah yang akan terjadi pada awalnya adalah kesalahan dalam memproduksi jumlah barang. Pada satu sisi ketika barang yang diproduksi jumlahnya berlebih, maka yang akan terjadi adalah penumpukan barang. Setiap penumpukkan barang akan mengakibatkan penambahan biaya penyimpananyang tentunya dapat menimbulkan kerugian biaya tersendiri. belum lagi di tambah dengan kerusakan barang ,terjadinya kekurangan barang permintaan dari konsumen, serta adanya pesaing yang menawarkan produk serupa dengan harga yang terjangkau (sedikit lebih murah) maka ini memici terjadinya kehilangan kesempatan dalam melayani konsumen.dan juga dapat kehilangan konsumen.
Penyebab Utama Terjadinya Bullwhip Effect :
1. Planning, dari sisi planning penyebab fenomena ini adalah adanya perubahan forecast demand, dengan perubahan forecast demand, dimana ketika demand atau permintaan berubah di sisi si perusahaan juga mempertimbangkan safety stock yang ada, pastinya akan meningkatkan total permintaan perusahaan ke produsen.
Contohnya Perusahaan A, dengan safety stock 20 pcs, biasanya order bulanan 50 pcs total demand 70 pcs. Suatu bulan Perusahaan A mengubah order bulanan dari 70 pcs menjadi 80 pcs, karena permintaan konsumen meningkat. Sehingga total permintaan sebesar 100 pcs. Permintaan yang menjadi informasi bagi supllier Perusahaan adalah 100 pcs. 100 pcs tersebut akan memberikan informasi bagi supplier untuk menyediakan material bagi perusahaan A lebih dari 100, termasuk safety stock supplier sendiri. begitu juga untuk suplier tingkat 2 yang mensuplai supllier pastinya akan menyediakan material lebih dari 100+SS suplier pertama, begitu dst. Sedangkan penyebab kedua adalah sistem batch dalam proses order material.
2. Behavior, penyebab dari kondisi aktual adalah adanya variasi harga dalam supply chain dan adanya shortage , contohnya promosi. promosi menyebabkan perubahan demand yang gak seperti biasanya. ilustrasinya sama seperti penyebab di atas.
Dalam kondisi apapun, sebisa mungkin dalam supply chain bias ini harus diminimalkan. Kemudian kenapa kok bisa sampai terjadi fenomena planning dan behavior yang menyebabkan bulwhip effect? Ada beberapa penyebab yang lebih detil lagi berkaitan dengan bullwhip effect yaitu demand forecast updating, order batching, price variation, Rationing dan shortage gaming, material lead time, information lead time, machine breakdown, capacity limits dan jumlah stage dalam supply chain.
Pendekatan yang Dapat Mengurangi Bullwhip Effect :
1. Menerapkan information sharing,
2. Memeperpendek atau mengubah struktur supply chain,
3. Mengurangi fixed cost,
4. Menciptakan stabilisasi data, dan
5. Memperpendek lead time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar